Apakah Anda pernah mendengar istilah SKKNI dan KKNI saat membahas tentang SKK Konstruksi? Bagi tenaga kerja, dua istilah ini sangat penting untuk dipahami agar kompetensi yang dimiliki benar-benar diakui secara nasional.
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah rumusan kemampuan yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja yang sesuai dengan aturan perundang-undangan.
Sementara itu, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah sistem jenjang yang menyetarakan kemampuan dari jalur pendidikan, pelatihan, hingga pengalaman kerja agar bisa diakui secara formal di dunia kerja.
Fungsi dan Manfaat SKKNI, Ini Bagian Terpentingnya
Mengapa SKKNI dianggap begitu penting dalam dunia kerja? Standar ini berfungsi sebagai pedoman resmi untuk memastikan kompetensi tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan industri.
Tidak hanya untuk tenaga kerja, SKKNI juga memberikan manfaat nyata bagi lembaga pendidikan, dunia usaha, hingga penyelenggara sertifikasi. Mari kita bahas lebih detail per perannya.
Bagi Institusi Pendidikan dan Pelatihan
SKKNI menjadi panduan utama bagi sekolah, universitas, maupun lembaga pelatihan.
Pertama, SKKNI memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum. Dengan adanya standar kompetensi, kurikulum bisa disusun lebih relevan dengan kebutuhan industri, sehingga lulusan tidak lagi bingung saat memasuki dunia kerja.
Kedua, SKKNI juga menjadi acuan penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi, sehingga lulusan pelatihan benar-benar memiliki kompetensi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Apa Itu LSP? Pahami Tugasnya dan Cara Cek LSP Terlisensi
Bagi Dunia Usaha/Industri dan Pengguna Tenaga Kerja
Bagi perusahaan, SKKNI adalah pedoman praktis untuk mengelola sumber daya manusia.
Pertama, standar ini membantu dalam proses rekrutmen, karena perusahaan dapat memilih kandidat yang memang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan.
Kedua, SKKNI berfungsi untuk penilaian unjuk kerja, sehingga kinerja karyawan bisa diukur dengan jelas.
Selain itu, SKKNI juga mendukung penyusunan uraian jabatan agar peran setiap karyawan terdefinisi dengan baik. Bahkan, perusahaan bisa menggunakan SKKNI untuk mengembangkan program pelatihan yang lebih spesifik sesuai kebutuhan industri.
Bagi Institusi Penyelenggara Pengujian dan Sertifikasi
Lembaga sertifikasi pun sangat terbantu dengan adanya SKKNI. Standar ini menjadi acuan merumuskan program sertifikasi yang sesuai dengan level kompetensi tenaga kerja.
Lebih jauh, SKKNI juga menjadi pedoman dalam penyelenggaraan pelatihan, penilaian, dan sertifikasi, sehingga proses sertifikasi dilakukan dengan terukur, kredibel, dan dapat diakui secara nasional.
Struktur SKKNI dan Contohnya
Lalu, bagaimana sebenarnya struktur dari SKKNI? SKKNI disusun dalam bentuk unit-unit kompetensi yang berasal dari kebutuhan nyata di dunia kerja.
Setiap unit berisi aspek pengetahuan, keterampilan, hingga keselamatan kerja. Menariknya, unit kompetensi ini tidak terikat pada peralatan atau merek tertentu, sehingga bisa diterapkan di berbagai sektor industri.
Baca juga: Ini SKK Konstruksi Subklasifikasi Jembatan dan Skemanya
Dalam SKKNI, ada beberapa komponen penting yang wajib diketahui:
1. Kode Unit
Setiap unit kompetensi memiliki kode khusus. Contohnya: F.42ATJ01.004.2. Kode ini memudahkan identifikasi standar kompetensi tertentu sesuai bidang pekerjaan.
2. Judul Unit
Judul unit berfungsi menjelaskan tugas atau pekerjaan yang menjadi fokus unit tersebut. Dari judul, seseorang bisa langsung memahami gambaran umum kompetensi yang akan dipelajari atau diuji.
3. Deskripsi Unit
Deskripsi unit menjelaskan isi, tujuan, dan ruang lingkup kompetensi. Pada bagian ini biasanya juga disebutkan keterkaitan antara satu unit dengan unit lain yang relevan.
4. Elemen Kompetensi
Selanjutnya, elemen kompetensi merupakan bagian-bagian kecil yang membentuk satu unit kompetensi utuh. Elemen ini menjabarkan proses kerja secara runtut agar kompetensi bisa dipahami tahap demi tahap.
5. Kriteria Unjuk Kerja
Kriteria unjuk kerja atau KUK adalah uraian kinerja yang harus dicapai dalam setiap elemen. Rumusan ini ditulis secara jelas dan terukur agar mudah dievaluasi.
6. Batasan Variabel
Bagian ini berfungsi sebagai panduan pelaksanaan unit kompetensi. Isinya mencakup konteks kerja, peralatan yang dibutuhkan, regulasi yang harus diperhatikan, hingga norma atau standar yang berlaku di industri.
Dari penjelasan di atas, jelas bahwa SKKNI dan KKNI memiliki peran besar dalam SKK Konstruksi.
SKKNI berfungsi sebagai standar kompetensi yang memastikan tenaga kerja siap menghadapi kebutuhan industri, sementara KKNI memberikan jenjang kualifikasi yang mengintegrasikan pendidikan, pelatihan, dan pengalaman kerja.
Dengan memahami keduanya, tenaga kerja maupun perusahaan akan lebih mudah mencapai standar kualitas yang diakui secara nasional. Pada akhirnya, pemahaman tentang SKKNI dan KKNI akan membuat penerapan SKK Konstruksi lebih efektif dan berdampak nyata.
Bagaimana apakah penjelasan ini bermanfaat? Jika Anda belum mempunyai SKK dan butuh bantuan maka jangan ragu untuk menghubungi skk-konstruksi.id, kami dengan senang hati akan membantu Anda menyelesaikan semuanya dengan proses yang jauh lebih mudah, cepat, dan minim kendala.