Daftar Jabatan Kerja dan Kualifikasi Keselamatan Kerja Konstruksi

jabatan kerja keselamatan konstruksi

Keselamatan konstruksi menjadi salah satu bagian penting dalam pelaksanaan proyek. Umumnya bagian ini dipercayakan kepada tenaga kerja terampil dan berkompeten dalam bidang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).

Di Indonesia, tenaga kerja yang berpengalaman di bidang ini diwajibkan untuk memiliki SKK keselamatan konstruksi (Sertifikat Kompetensi Konstruksi) dengan kualifikasi yang disesuaikan.

Apa saja kualifikasi, jabatan kerja, jenjang, dan ketentuan pendidikan untuk bidang K3 konstruksi? Simak penjelasan lebih lengkapnya di bawah, Anda akan segera mengetahuinya.

Kualifikasi Keselamatan Kerja Konstruksi

Sama seperti bidang lainnya, subklasifikasi keselamatan konstruksi juga terbagi menjadi 3 yaitu operator, teknis/analis, dan ahli.

Adapun untuk pembagian kualifikasinya sebagai berikut:

  • Operator : Petugas keselamatan dan kesehatan kerja K3 konstruksi
  • Teknisi/analis: supervisor k3 konstruksi utama, supervisor k3 konstruksi
  • Ahli:Ahli muda, madya, dan utama K3 konstruksi

Penggolongan ini menunjukkan perbedaan peran dan tanggung jawab untuk memastikan terciptanya kepatuhan dan ketertiban K3 konstruksi dalam perusahaan selama proyek berlangsung.

Jabatan Kerja untuk Pemegang SKK Keselamatan Kerja Konstruksi

Jika kita melihat penjelasan di atas, terdapat setidaknya enam jabatan berbeda yang berkaitan dengan bidang keselamatan kerja di bidang konstruksi. Mereka memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Petugas Keselamatan Kerja K3 Konstruksi

Petugas Keselamatan Kerja K3 Konstruksi merupakan jabatan tingkat awal yang fokus pada pelaksanaan teknis kegiatan keselamatan di lapangan. Tugas utamanya mencakup identifikasi potensi bahaya, penerapan prosedur kerja aman, dan pelaporan kejadian atau kondisi tidak aman.

Mereka biasanya bekerja di bawah arahan supervisor atau ahli K3, dan menjadi ujung tombak dalam menjaga keamanan pekerja secara langsung. Posisi ini sangat penting untuk memastikan bahwa standar K3 dilaksanakan di tingkat paling dasar proyek konstruksi.

  • Tingkatan: Jenjang 3
  • Syarat pendidikan: Semua Program Studi

2. Supervisor K3 Konstruksi

Berbeda dengan petugas K3, Supervisor K3 Konstruksi memiliki peran pengawasan terhadap pelaksanaan sistem keselamatan di lokasi proyek.

Mereka tidak hanya mengawasi pekerjaan petugas, tetapi juga bertanggung jawab dalam menyusun rencana K3, melakukan inspeksi berkala, serta memastikan bahwa semua kegiatan konstruksi telah memenuhi ketentuan keselamatan.

Selain itu, supervisor juga sering menjadi penghubung antara manajemen proyek dan pelaksana di lapangan dalam hal kepatuhan terhadap regulasi K3.

  • Tingkatan: Jenjang 5
  • Syarat pendidikan: Seluruh Jurusan/Program Studi (Umum)

3. Supervisor K3 Konstruksi Utama

Supervisor K3 Konstruksi Utama memiliki cakupan kerja yang lebih strategis dibanding supervisor biasa. Jabatan ini biasanya ditugaskan dalam proyek-proyek berskala besar dengan risiko tinggi.

Selain memastikan implementasi keselamatan kerja, mereka juga menyusun kebijakan teknis dan strategi K3 pada tingkat proyek secara menyeluruh. Koordinasi lintas tim, evaluasi kinerja K3, dan penyusunan laporan menyeluruh menjadi bagian dari tugas harian. Pengalaman dan keahlian mendalam di bidang K3 menjadi syarat penting untuk jabatan ini.

  • Tingkatan: Jenjang 6
  • Syarat pendidikan: Seluruh Jurusan/Program Studi (Umum)

4. Ahli Muda K3 Konstruksi

Ahli Muda K3 Konstruksi merupakan level awal dari jenjang keahlian profesional di bidang keselamatan konstruksi. Mereka biasanya sudah memiliki pemahaman teknis yang baik tentang prinsip-prinsip K3 dan mulai dilibatkan dalam perencanaan dan penerapan sistem manajemen keselamatan di proyek.

Meski masih berada di tingkat awal, mereka kerap memberikan masukan teknis kepada tim lapangan dan mendampingi kegiatan audit internal atau eksternal. Posisi ini juga sering menjadi titik awal menuju jenjang ahli madya atau utama.

  • Tingkatan: Jenjang 7
  • Syarat pendidikan: Seluruh Jurusan/Program Studi (Umum)

5. Ahli Madya K3 Konstruksi

Sebagai jenjang menengah, Ahli Madya K3 Konstruksi memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam hal pengawasan teknis dan pelaporan keselamatan proyek.

Mereka biasanya memiliki wewenang dalam menetapkan standar keselamatan, mengevaluasi pelaksanaan K3, serta mengembangkan program pelatihan keselamatan kerja bagi tenaga kerja. Dalam proyek yang kompleks, ahli madya juga menjadi konsultan internal untuk manajemen proyek dalam merancang pendekatan mitigasi risiko yang efektif.

  • Tingkatan: Jenjang 8
  • Syarat pendidikan: Seluruh Jurusan (Umum)

Baca juga: Solusi Mudah Pengurusan SKK Konstruksi Jenjang 7 dan 8

6. Ahli Utama K3 Konstruksi

Ahli Utama K3 Konstruksi menempati level tertinggi dalam jenjang keahlian keselamatan kerja konstruksi.

Tugas utamanya lebih berfokus pada kebijakan strategis, perumusan standar nasional atau internal perusahaan, serta menjadi rujukan utama dalam pengambilan keputusan terkait keselamatan proyek.

Mereka juga sering dilibatkan sebagai narasumber, instruktur pelatihan nasional, dan perwakilan organisasi dalam forum-forum keselamatan kerja tingkat nasional maupun internasional. Kombinasi antara pengalaman luas, kepakaran teknis, dan kemampuan manajerial menjadi kualifikasi utama untuk jabatan ini.

  • Tingkatan: Jenjang 9
  • Syarat pendidikan: Seluruh Jurusan/Program Studi (Umum)

Itu dia penjelasan mengenai SKK keselamatan kerja konstruksi. Apakah Anda membutuhkan SKK untuk subklasifikasi ini? Hubungi tim skk-konstruksi.id, kami akan membantu Anda mempermudah proses pengurusan SKK dengan mudah dan cepat.